10 Alasan untuk Jatuh Cinta pada Film Black Panther
21.2.18Film yang satu ini sedang menarik perhatian seluruh dunia. Saya menontonnya di hari perdana penayangan di bioskop Indonesia. Jujur saja, kalau tidak menonton film Marvel di hari pertama tayang, saya bisa guling-guling galau macam kucing kepengin kawin. Lupakan Dilan. Proklamasi “Wakanda Forever” lebih menarik hati saya ketimbang “Berat, biar aku saja” (Jangan marah ya, gue emang orangnya
Karena keburu mudik long weekend dan sederet tugas kelas menulis fiksi yang bikin saya
keteteran, saya baru sempat menulis review-nya
sekarang. Semedi ke Planet Namec (seperti biasa), mendatangkan ide buat saya.
Kali ini, saya tidak membuat review
standar seperti pakem pada umumnya. Karena saking kesengsem sama film Black Panther, saya bakal racunin kamu.
Inilah 10 alasan saya mengapa jadi jatuh cinta
dengan film Black Panther.
1. Aura berbeda dengan film Marvel lainnya
Saya menjadi Marvel movie geek karena satu alasan :
humor segar yang mewarnai film. Film Marvel (yang berbasis pada Marvel Cinematic Universe) memang memakai bumbu lengkap dalam formulanya. Celetukan sarkas Tony Stark, kelakuan
absurd gengnya Starlord, sampai Thor yang ikut-ikutan geblek, membuat saya
betah menyimak sampai post-credit scenes.
Satu pengecualian hadir di film Black Panther.
Film-film DC juga biasanya kelam dan serius, tetapi
film Black Panther ini “gelap” dalam level yang sangat jauh di atas. Kekelaman
film Black Panther terasa manusiawi bagi saya. Premis yang dibangun tentang
seorang raja muda yang ingin membuktikan kemampuannya, dilengkapi dengan
rangkaian kejadian yang membuat saya sadar : tidak pernah ada pahlawan ideal
nan sempurna.
2. Politis, tetapi tidak klise
Namanya berlatar kerajaan, pastilah cerita
dilengkapi intrik-intrik. Biasanya, saya termasuk malas menyimak intrik seperti
ini (apalagi bau penggulingan, banyak kematian, kecurangan dari those backstabbing b*st*rd or b*t*h). Makanya,
film Saur Sepuh pun saya cuma nungguin adegan rajawali abal-abal doang.
Lagi-lagi, Black Panther mengemas intrik kerajaan ini dengan apik.
Pengkhianatan, perebutan tahta, keinginan untuk reformasi, syok mengungkap
borok pemerintahan masa lalu, you name it.
T’Challa, Si Black Panther (Chadwick Boseman), mewakili
generasi pemimpin muda yang ingin merengkuh perubahan, namun tetap
mempertahankan nilai-nilai dasar Wakanda. Sementara, Killmonger (Michael B.
Jordan) adalah sosok pemuda radikal yang merasa dirinya paling benar dan ingin
jadi titik teratas dalam rantai makanan perpolitikan. Coba cari di Pilkada
nanti, ada enggak yang model calonnya begini? #ngumpetdibaliho
3. Girl power
rules!
Sepanjang saya menyaksikan heroines di Marvel Cinematic
Universe, baru di film Black Panther ini saya bener-bener kesambet. I am so awestricken! Bukan hanya satu saja
karakter wanita setrong dalam Black
Panther, banyak! Trio jagoan cewek Black Panther bisa banget bikin Charlie’s Angels mewek minta pulang kampung.
Ada Nakia (Lupita
Nyong’o) si agen intel cewek sekaligus mantan pacar T’Challa dan Shuri (Letitia
Wright) adik tiri T’Challa yang kejeniusan teknologinya on par with Tony Stark.
![]() |
Nakia (kiri) dan Shuri (kanan) pic from IMDB |
Yang paling gahar adalah Okoye (Danai Gurira) si pemimpin all-female paspampres Wakanda, Dora
Milaje, yang super tegas.
![]() |
Okoye, lady boss Paspampres pic from IMDB |
Who run this
movie? GIRLS!
4. Kontradiksi pada stereotip gender
Hal lucu yang saya perhatikan dalam film ini adalah
sebuah kontradiksi menonjol pada karakter-karakter ini secara gender.
Karakter-karakter utama cowok seperti T’Challa dan Killmonger digambarkan
berpenampilan fisik kekar, tangguh, pokoknya very manly. Tetapi, secara mental dan emosional, cowok-cowok ini
sangat terlihat sisi rapuh dan tidak stabil. Penyebabnya? Dendam kesumat yang
menghalangi ketulusan hati dan suara logika.
Sementara, di sisi lain, cewek-cewek di film Black
Panther menunjukkan kekuatan seorang wanita tanpa meninggalkan sisi kelembutan
hati mereka. Sama sekali tidak ada gestur menjadi damsel in distress. Apalagi bermenye-menye
kena pelet cinta sampai yang jatuh galau macam Toni Braxton nyanyi Unbreak My Heart di bawah pancuran kamar
mandi (awas jebakan umur!).
![]() |
Four b*d*ss ladies of Wakanda pic from pinterest |
Nakia yang notabene masih mengharapkan T’Challa, enggak kecentilan menggoda dan minta dikelonin. Mungkin kalau Nakia enggak gerak, film enggak bakal lanjut hehehe. Shuri yang gayanya abege kekinian nan bebas, menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pengendali teknologi Wakanda. Okoye yang sempat keras hati mempertahankan idealismenya, mau bangkit di saat ia dibutuhkan menyelamatkan Wakanda yang dicintainya. Jangan lupakan Ibu Suri Ramonda (Angela Bassett) yang enggak kehilangan karisma dan wibawanya dalam kondisi sulit sekalipun. Laff bingit pokoke, Qaqaaaa!
5. Sentilan isu sosial yang enggak lebay
Adegan di awal film Black Panther menampilkan misi
rahasia Nakia dalam perbudakan wanita Afrika. Hal yang (nampak) primitif,
tetapi masih nyata ada di abad ke-21 ini. Pencurian vibranium dan artefak
Wakanda oleh Ulysses Klaue (Andy Serkis) dan Killmonger menampar kita pula
tentang sumber daya alam milik sebuah negara yang semena-mena dirampas oleh
pihak tak bertanggung jawab. Indonesia jelas mengalami ini juga, kan?
Begitu berat menyeimbangkan kemajuan teknologi dan
mempertahankan nilai-nilai luhur tradisi sebuah bangsa. Dari Wakanda, kita
dapat belajar banyak untuk memanfaatkan teknologi sebagai penyokong kebudayaan
bangsa, bukan menghamba kepadanya.
6. Empat (puluh) jempol untuk penata busana dan
latar
Saya baru tahu belakangan dari sebuah akun Twitter
@diasporicblues. Ternyata, banyak
fakta keren tentang busana dan latar yang dipakai dalam film Black Panther. Ia
mengungkapkan di sana sini, banyak properti, busana, dan tata rias yang
terinspirasi dari berbagai budaya di daerah-daerah Afrika.
Inilah yang membuat
film Black Panther terasa lebih nyata karena memang terinspirasi dari peradaban
dari dunia kita sesungguhnya.
Sampai pada hal yang saya tidak duga, bahasa dan aksara unik Wakanda,
ternyata berasal dari sebuah bahasa bernama Xhosa yang masih digunakan hingga
kini.
Luar biasa kerja keras Ruth E. Carter (penata
busana) dan Hannah Beachler (desainer produksi) Black Panther yang berhasil menyuguhkan
kultur Wakanda yang “Afrika banget” sehingga tidak terlihat sebagai sebuah
negara fiktif belaka.
all screenshots are taken from twitter.
7. Jangan (lagi) pandang (artis) Afrika sebelah mata
Film Black Panther bukan hanya menyajikan Afrika
dalam latarnya. Sederet pemeran berbakat dari Afrika turut menghiasi film ini
dan menempati peran-peran pendukung vital yang mencuri perhatian. Akting Lupita
Nyong’o, aktris peraih Oscar asal Kenya, tentu tak diragukan lagi kualitasnya.
Danai Gurira, aktris yang besar di Zimbabwe (kita bisa lihat perannya sebagai Michonne
di serial The Walking Dead), menjiwai karakter Okoye, baik secara fisik maupun
emosional. Daniel Kaluuya (pemeran W’kabi, berdarah Uganda) dan Winston Duke
(pemeran M’Baku, asal Trinidad-Tobago) menampilkan akting yang kuat sebagai
petinggi suku-suku penting di Wakanda. Immersing
yourself into these kind of roles is not easy, but they can pulled it through!
Bravo!
8. Sebuah harapan untuk memenangkan Infinity War (hati-hati berbau spoiler)
Kalau kamu sudah melihat trailer Avengers : Infinity War part 1 yang bakal tayang Mei 2018,
coba perhatikan baik-baik.
Wakanda menjadi salah satu latar adegan peperangan.
Menonton film Black Panther ibarat menemukan mata rantai yang hilang. Bumi punya
kesempatan memenangkan pertarungan dengan alien. Caranya? Ya, memanfaatkan
teknologi canggih yang sebenarnya datang dari luar angkasa pula : teknologi
berdasar vibranium di Wakanda. Teknologi ini tidak hanya mampu menyediakan
senjata super. Yang jauh lebih penting, teknologi vibranium juga bisa
menyembuhkan luka dan menyelamatkan jiwa.
Semoga saja, bunga-bunga Heart Shaped Herb pemberi kekuatan bisa dibudidayakan (apalagi
dengan asupan pupuk kelas wahid) dan semakin banyak prajurit yang bisa punya
kekuatan super untuk menghajar cecunguk luar angkasa.
9. Bilbo dan Gollum dapat adegan head-to-head
Buat penggemar trilogi The Hobbit, mungkin kamu
bakal histeris enggak karuan seperti saya. Di film Black Panther, kamu bisa
ketemu Bilbo dan Gollum dalam satu adegan berdua saja! Well, mereka enggak memperebutkan cincin Sauron sih.
![]() |
real pic from IMDB edited by me :) |
Andy Serkis, pemeran Gollum, di sini menjadi Ulysses Klaue, si bandit
perampas vibranium. Sedangkan Martin Freeman, meninggalkan rambut acak-acakan
Bilbo Baggins dan menjadi agen CIA klimis, Everett Scott. Alasan yang sungguh
receh, tapi cukup bikin gue dilihatin sama orang-orang yang duduk sederetan
sama gue di bioskop hahaha!
10. Calon mode baru buat seragam pengajian atau Lebaran 2018
Fakta paling epik saya taruh di penghujung daftar
ini. Dasar Indonesia yang selalu terdepan dalam sensasi, baru beberapa hari
tayang, Black Panther langsung menjadi inspirasi mode. Lihat apa yang saya
temukan waktu search di Tokopedia :
![]() |
dipilih dipilih dipilih LOL XD |
Di Tanah Abang mungkin udah ada yang nawarin
grosirannya, cuy! Bolehlah pesen buat seragam pengajian. Atau mungkin mau cicil bikin seragam sarimbit buat Lebaran nanti, yekannn??
Sekalian bikin dua warna, soalnya koko putih yang
dipakai T’Challa di tanah akhirat juga kece, lo!
Hari ini tepat seminggu film Black Panther tayang
di Indonesia. Per hari ini juga, saya cek Tomatometer di Rotten Tomatoes mencapai 96% dengan average rating 8.2/10. A solid proof that Black Panther is a very recommended movie!
Kamu belum nonton? Rugi bandar, Kawans! Buruan pesen tiket
daripada nyesel!
- headline photo from joblo.com, edited by me :) -
----------
Judul film : Black Panther
Genre : Action, fantasy
Produksi/Distribusi : Marvel Studio/Walt Disney
Picture
Sutradara : Ryan Coogler
Pemeran : Chadwick Boseman, Michael B. Jordan,
Lupita Nyong’o, Letitia Wright, Danai Gurira, Martin Freeman, Andy Serkis,
Forest Whitaker, Angela Bassett, Winston Duke, Daniel Kaluuya
Durasi : 134 menit
----------
1 comments
Wahh review nya memang anti mainstream,,
ReplyDeleteJadi pgn nonton..
Mgkn pak su lbh suka diajak ntn film ini daripada DILAN, hehe
Komen dulu yuk, Kawans!