(500) Days of Summer – Ketika Pria Jadi Seorang “Hopeless Romantic”
13.2.18![]() |
pic from pinterest |
Judul film : (500) Days of Summer
Genre : Romance, drama
Sutradara : Marc Webb
Pemeran : Joseph Gordon-Levitt, Zooey Deschanel, Chloe Grace Moretz,
Geoffrey Arend, Matthew Gray Gubler
Durasi : 1 jam 35 menit
Rating : PG-13
Tahun rilis : 2009
----------
----------
Dalam formula film romantis, tokoh wanita biasanya digambarkan sebagai
sentral cerita yang jadi emosional karena cinta. Apalagi jargon “Wanita dari
Venus dan Pria dari Mars” semakin menegaskan bahwa wanitalah yang biasanya
“termehek-mehek” soal urusan asmara.
(500) Days of Summer menjungkirbalikkan anggapan bahwa pria tak bisa
jadi rapuh karena cinta. Sepanjang film, kita akan melihat bagaimana seorang
pria bisa begitu takluk akan cinta hingga mengobrak-abrik hidup dan logikanya.
Adegan dibuka dengan seorang gadis remaja tergesa-gesa pergi ke suatu
tempat dengan sepedanya. Gadis tersebut, Rachel (Chloe Grace Moretz), ternyata
menemui kakak lelakinya, Tom Hansen (diperankan dengan menawan oleh Joseph
Gordon-Levitt). Tom sedang patah hati berat hingga hidupnya kacau balau. Cerita
pun bergulir tentang apa yang menyebabkan Tom menjadi seperti itu.
Tom Hansen berkenalan dengan Summer Finn (Zooey Deschanel) di
kantornya, sebuah perusahaan kartu ucapan. Summer adalah asisten atasan Tom
yang baru. Tom bekerja sebagai desainer kartu ucapan, menyimpan cita-cita dan
passionnya di bidang arsitektur.
Sejak pandangan pertama, Tom sudah terjerat oleh pesona Summer. Apalagi
ketika Tom mengetahui Summer memiliki selera musik yang sama. Dalam sebuah
acara malam karaoke, Tom dan Summer berbincang tentang arti cinta. Di sinilah
Tom mengetahui bahwa Summer memandang cinta tidak seserius dirinya. Meskipun
demikian, Tom dan Summer akhirnya menjadi dekat dalam sebuah hubungan.
Tom dan Summer menghabiskan banyak waktu bersama. Bermesraan, saling
berbagi kisah-kisah berkesan dalam hidup mereka, dan menikmati kebersamaan tersebut.
Hidup Tom terasa tak pernah lebih baik daripada ini. Seiring mendalamnya
hubungan mereka, Tom semakin bertanya-tanya. Apakah arti dirinya bagi Summer?
Teman-teman Tom (Geoffrey Arend dan Matthew Gray Gubler) dan adik
tirinya, Rachel, mendesak Tom untuk menanyakan keseriusan Summer dalam hubungan.
Jawaban Summer ibarat menjatuhkan bom pada Tom. Summer menganggap Tom hanya
sebagai “seorang teman” yang membuatnya bahagia. Tom meradang, apalagi
mengingat hubungan mereka sangat intim sebagai teman.
Sebuah insiden terjadi di bar sehingga Tom dan Summer mengalami
pertengkaran besar pertama mereka. Summer mengungkapkan bahwa ia tak bisa
menjamin selalu memiliki perasaan yang sama terhadap Tom.
Setelah kejadian itu, hubungan Tom dan Summer merenggang. Summer
terlihat tak setertarik sebelumnya dan Tom mulai merasakan Summer menjauh
darinya. Sampai pada sebuah kencan, Summer dengan santai mengusulkan untuk
putus saja.
Summer mengungkapkan bahwa dirinya tak sebahagia dulu dengan Tom yang
sekarang. Tetapi, Summer tetap menganggap Tom sebagai sahabat. Tom hancur dan
meninggalkan Summer.
Putusnya hubungan dengan Summer membuat pekerjaan Tom ikut berantakan.
Tom tak menyadari bahwa seisi kantornya tahu bahwa Summer adalah penyebab Tom
menjadi begitu merana.
Inilah yang membawa Tom kepada kondisi depresi seperti yang ditunjukkan
pada adegan awal film.
Belum cukup derita Tom, Summer ternyata mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Tom semakin merasa tersisihkan dari hidup Summer.
Hingga suatu hari, Tom kembali bertemu Summer. Pertemuan singkat ini
pun mendekatkan kembali Tom dan Summer. Apakah Tom akhirnya berhasil meraih
hati Summer dan meyakinkannya bahwa cinta sejati itu nyata adanya?
----------
----------
Keunikan utama dari film (500) Days of Summer terletak pada cara
penceritaannya. Menggunakan alur campuran, penonton akan menjalani hari-hari
Tom dan Summer secara maju-mundur, tidak dalam urutan runut.
Saya iseng memerhatikan, lo! Pada ilustrasi petunjuk hari, kita
sebenarnya bisa tahu bagaimana perasaan Tom saat itu. Cukup dengan melihat
bagaimana suasana gambar ilustrasi, apakah terlihat cerah atau kelam.
Penuturan kisah mayoritas diambil dari sudut pandang Tom. Kita semacam
merasakan jadi penumpang "roller coaster" isi hati Tom. Nantinya,
kita akan mengetahui hal-hal yang luput dari pandangan Tom pada kenyataannya.
Yah, namanya juga dimabuk cinta, tentu ada hal-hal yang terlewat dari penilaian
obyektif, ya!
Soal akting pemerannya, saya acungi jempol untuk Joseph Gordon-Levitt
dan Zooey Deschanel. Mereka berhasil menampilkan kisah cinta urban yang manis,
tanpa terlihat cheesy.
Joseph Gordon-Levitt memang sudah piawai memainkan tokoh cowok hopeless romantic seperti ini. Teringat penampilannya kala remaja di film teen flick favorit saya, 10 Things I Hate about You. Gestur Tom yang sesekali
terlihat kikuk, penuh pengharapan, dan sibuk berkhayal kesempurnaan cinta,
tersampaikan dengan baik oleh akting Joseph Gordon-Levitt.
Sementara, Zooey Deschanel, tetap dengan quirkiness-nya sebagai gaya
andalan. Summer punya semacam signature style.Ia bisa memikat pria
hanya dengan senyum maut dan tatapan matanya. And, of course, I always love how
she dresses in her vintage style, inside and outside the screen.
Pemeran favorit saya jatuh kepada Chloe Grace Moretz, yang masih
“kinyis-kinyis” di film ini. Tokoh Rachel yang swag dan lebih mengerti urusan
cinta daripada Tom, sangat mencuri perhatian saya. Gemesin banget! Tak
disangka, gadis tomboy di film ini sekarang sudah menjelma menjadi aktris muda
nan sensual.
Film ini mengambil latar di Los Angeles dengan penekanan gedung-gedung
berarsitektur keren untuk menunjukkan minat besar Tom sebagai tokoh utama. Jika
biasanya, L.A. identik dengan Hollywood, di film ini kita mendapatkan aura
berbeda dari L.A. Aura artistik dan berbau vintage begitu selaras dengan penceritaan
isi hati Tom yang mendayu-dayu.
Nah, yang bikin film ini makin juara, tentu saja soundtracknya yang
keren! Memang, artis-artis yang mengisinya bukan nama-nama besar. Namun, sampai
saat ini, soundtrack (500) Days of Summer memegang rekor dalam hidup saya,
sebagai album soundtrack yang saya sukai semua track-nya.
Lagu yang paling hits datang dari The Temper Trap, band Australia
dengan vokalis berdarah Indonesia. Film ini pula yang melejitkan lagu “Sweet Disposition”
sebagai lagu yang laris diputar di era 2009-2010.
Tembang favorit saya adalah “Us” dari Regina Spektor. Instrumentalianya
sederhana, namun mengena. Lagu ini mengiringi adegan pembuka film yang
menampilkan semacam dokumentasi masa kecil Tom dan Summer. Really sweet!
Plus, tentu saja, lagu “Please Please Please Let Me Get What I Want”
dari band lawas, The Smiths yang menghangatkan hati. Zooey Deschanel membuat remake lagu ini bersama bandnya She and Him dalam film ini pula.
(500) Days of Summer adalah sebuah kisah romantis yang terasa manusiawi
dan dikemas apik. Tak salah jika film ini mendapatkan standing ovation ketika
pertama kali diputar di Festival Film Sundance. Rating Rotten Tomatoes-nya pun
mencapai 85%! A must watch for your lovely movie night!
Setelah menonton film ini, saya pun tak lagi punya pandangan boys
don’t cry. Bagaimanapun juga, pria juga manusia yang punya hati dan rasa.
Cinta bukan dongeng yang selalu berakhir bahagia, namun selalu ada pelajaran
mendewasakan diri di dalamnya.
So, guys, be vulnerable as you like and stand up when you think it is
the time to fight for your love ❤️❤️
0 comments
Komen dulu yuk, Kawans!